doc.matas 15. SEJARAH HAJAR ASWAD
Novi Aulia
Assalamu alaykum wrb, mau nanya ustad bagai mana sejarah hajar aswad terimaksih
jawaban :
Lutfi Jaya Hajar Aswad saat turun dari surga adalah batu yaqut dari sekian banyak batu yaqut yang berada di sana. Kemudian dihadirkan pada Ibrahim agar dia meletakkannya di salah satu rukun (sendi atau sudut) Ka’bah.
Lalu, Rasulullah mengambilnya dengan tangannya yang mulia dan meletakkanya di tempatnya semula saat dilakukan rehabilitasi Ka’bah oleh orang-orang Quraisy. Kemuliaan keutamaannya semakin bertambah karena Rasulullah menciumnya sebagaimana yang dilakukan oleh para nabi sebelumnya.
Selain itu, Hajar Aswad adalah tempat start untuk thawaf dan sekaligus sebagai akhir dari thawaf. Juga tempat bertemunya para nabi dan orang-orang saleh, jamaah haji dan orang-orang yang sedang melakukan umrah. Tempat ini adalah tempat yang mustajab untuk dikabulkannya doa.
Hajar Aswad akan memberi kesaksian pada hari kiamat bagi siapa saja yang memegangnya dengan penuh keyakinan dan benar.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Demi Allah, Allah akan membangkitkannya pada Hari Kiamat. Hajar Aswad akan memiliki dua mata untuk melihat dan memiliki lidah untuk berbicara. Ia akan memberi kesaksian bagi siapa saja yang memegangnya dengan penuh keyakinan dan benar.”
Memegang Hajar Aswad
Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi, Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa Rasulullah tidak pernah memegang kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani.
Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi, Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa Rasulullah tidak pernah memegang kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa Umar bin Khathab mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya. “Sesungguhnya, aku tahu bahwa engkau hanyalah batu biasa yang tidak memberikan manfaat dan mudharat. Andaikata aku tidak melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak akan pernah menciummu,” kata dia.
Umar mengatakan demikian karena manusia saat itu masih baru masuk ke dalam Islam, dan sebelumnya menyembah berhala. Ia khawatir orang-orang yang bodoh mengira bahwa memegang atau mencium Hajar Aswad merupakan bentuk penyembahan pada batu-batu. Atau, mengira bahwa penghormatan terhadapnya sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Arab pada zaman jahiliyah.
Karena itu, Umar menerangkan bahwa dia mencium Hajar Aswad itu semata-mata mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah. Jadi, bukan karena Hajar Aswad itu bisa memberi manfaat atau mudharat apa pun sebagaimana hal ini diyakini oleh orang-orang jahiliyah penyembah berhala.
Dalam perkataan Umar ini ada isyarat bahwa menyerahkan diri pada pembuat syariah dalam masalah agama adalah hal yang wajib dan bentuk ketaatan terhadap apa yang dilakukan oleh Rasulullah, walaupun tidak diketahui hikmah yang ada di dalamnya.
RAHASIA HAJAR AL-ASWAD
Kita semua tahu bahwa Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan dalam prosesi ibadah haji tersebut adalah sekedar mengikuti ajaran dan sunnah Nabi SAW. Jadi apa yang kita lakukan bukanlah menyembah Batu, dan tidak juga menyembah Ka’bah.
Umar bin Khatab berkata “Aku tahu bahwa kau hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau menciummu”
Allah memerintahkan kita untuk Thawaf mengelilingi Ka’bah dan Dia pula yang telah memerintahkan untuk mencium Hajar Aswad. Rasulullah juga melakukan itu semua, dan tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm : 53 ) “.
Hajar Aswad berasal dari surga. Batu ini pula yang menjadi fondasi pertama bangunan Ka’bah, dan ia menghitam akibat banyaknya dosa manusia yang melekat disana pada saat mereka melakukan pertaubatan. Tidakkah orang yang beriman merasa malu, jika hati mereka menghitam akibat dosa yang telah dilakukan. Rasulullah bersabda “Ketika Hajar Aswad turun, keadaannya masih putih, lebih putih dari susu, lalu ia menjadi hitam akibat dosa-dosa anak Adam (HR Tirmidzi).
sumber artikel : At-tiin Tour
terima kasih atas perhatianya da semoga bermanfaat amin...
MUSYAWWIRIN :
Member Group Majlis Ta'lim Assalafiyah ( MATAS )
PENELITI : (1). Ustadz Alfin Jayani (2). Ach al faroby (3). Ustadz Sultoni Arobbi (4). Ustadzah Naila Mazaya Maya (5). Ustadz Abu Shafa (6) Ustadz Abdul Ghafur Masykur (7) Ustadzah Mariyatul Qibtiyah 8. Ustad Alan Rush 9. Ustad Lutfijaya
EDITOR : Ustadz Sultoni Arobbi
Member Group Majlis Ta'lim Assalafiyah ( MATAS )
PENELITI : (1). Ustadz Alfin Jayani (2). Ach al faroby (3). Ustadz Sultoni Arobbi (4). Ustadzah Naila Mazaya Maya (5). Ustadz Abu Shafa (6) Ustadz Abdul Ghafur Masykur (7) Ustadzah Mariyatul Qibtiyah 8. Ustad Alan Rush 9. Ustad Lutfijaya
EDITOR : Ustadz Sultoni Arobbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar