Sabtu, 31 Oktober 2015

doc.matas.471.KAJIAN KITAB AL-HIKAM KE 48 ( BAB: JANGAN MENUNTUT TUHAHAN TETAPI TUNTUTLAH KEKURANGAN-KURANGAN DIRIMU)




Aliful Al-Hasany Al-Basyry
29 Agustus pukul 16:15

السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
KAJIAN KITAB AL-HIKAM KE 48
BAB: JANGAN MENUNTUT TUHAHAN TETAPI TUNTUTLAH KEKURANGAN-KURANGAN DIRIMU
.بسم الله الرحمن الرحيم

قال المصنف رحمه الله تعالی: متی جعلك فی الظاهر ممتثلالأمره ورزقك فی الباطن الإستسلام لقهره فقد أعظم المنةعليك. ١٢٠

Apabila Allah telah menjadikan engkau pada lahirnya menurut perintahNya dan dalam hatimu menyerah bulat kepadaNya maka berarti Tuhan memberi kepadamu sebesar-besar nikmat kurniaNya. 120Sebesar-besar nikmat kurnia Tuhankepada hambanya ialah jika Allah telah memberi taufik hidayat kepada hamba untuk melakukan segala perintah kemudian ditambah dengan kekuatan menyerah tawakkal kepada Allah dalam batinnya sebab seorang dengan dua nikmat lahir batin itutelah mencapai kebutuhan dunia dan akherat sekaligus.Sebab manusia hanya diperintah supaya beribadah dengan tulus ikhlas menuju kepada Allah tentang segala kepentingan hajatnya sudah dicukupi oleh Allah maka tidak usah menurutkan hawa nafsu yg tidak kunjung puas.

قال المصنف رحمه الله تعالی: ليس كل من ثبت تخليصه كمل تخليصه. ١٢١

Bukan semua orang yg telah tampak terang kekeramatannya itu berarti telah sempurna pembersihannya (dari penyakit-penyakit hawa nafsu) atau penyaringannya (yakni dalam kalangan-golongan para wali). 121

Kekeramatan yg diberi Allah kepada para wali tujuannya untuk memperkenalkan dengan kenyataan bukti bahwa kekuasaan Allah tidak targantung (terikat) kepada sebab dan kebiasaan bahkan sebab kebiasaan itu sering menghijab manusia dari qudrat kekuasaan Allah sebagai awan yg menutupi sinar matahari keesaan Allah. maka yg silau oleh kekeramatan itu terhina tetapi yg tetap menembus awan itu kepada keesaan Allah sehingga tetap hubungannya tidak terputus.Seorang sahabat Sahel bin Abdullah berkata: Adakalanya jika saya wudlu' tiba-tiba air itu mengalir di tangan sata berupa lantakan mas dan perak.jawab Sahel: Adakah engkau tidak mengerti bahwa anak kecil jika menangis dihibur dengan boneka supaya diam.Abu Nasher Assarraj berkata: Saya bertanya kepada Al-Hasan bin salim: Apakah arti kekeramatan? sedang mereka telah dimuliakan oleh Allah sehingga sanggup mengabaikan dunia dan meninggalkannya dengan suka rela tetapi bagaimana lalu diberi kemuliaan (keramat) batu berubah menjadi emas, apakah arti iti? jawabnya: Bukannya Allah memberikan karena kotornya,tetapi diberi itu untuk dijadikan hujjah menekan bisikan nafsu (hawa nafsu) yg selalu goncang kuatir tidak dapat rizqi sehingga oleh Allah diperlihatkan yg demikian sehingga dapat berkata:Bahwa Tuhan yg dapat merubah batu menjadi emas,dapat mendatangkan rizqi dan memberi dari jalan yg tidak disangka.Ishaq bin Ahmad berkata kepada Sahel: Nafsuku ini selalu merasa kuatir tidak dapat makan.maka berkata sahel:Engkau ambil batu itu dan minta kepada Allah supaya dijadikan makanan untuk engkau majan.Ishaq bertanya: jika berbuat demikian maka siapa pimpinan (tauladan) dalam berbuat demikian? jawab sahel: Bertauladanlah kepada Nabi Ibrahim ketika berkata: Hai Tuhan tunjukkan perlihatkan kepadaku bagaimana caranya Engkau menghidupkan sesuatu yg telah mati supaya tenteram hatiku (nafsuku) sebenarnya aku telah percaya tetapi nafsu ini tidak puas kecuali jika telah melihat dengan mata kepala.

قال المصنف رحمه الله تعالی: لا يستحقر الورد إلاجهول,الوارد يوجد فی الدار الأخرة.والورد ينطوی بانطواءهذه الداروأولی مايعتبی به مالايخلف وجوده, والوردهو طالبه منك والوارد أنت تطلبه منه,وأين ماهوطالبه منك مماهومطلبك منك. ١٢٢

Tidak akan meremehkan wirid kecuali orang yg bodoh (sangat tolol). kurnia Allah (warid) terdapt diakherat tetapi wirud akan habis dengan habisnya dunia.Dan sebaik-baik (seutama-utama) yg harus diperhatikan oleh seseorang yaitu yg tidak kunjung habis, wirid itu sebagai perintah Allah kepadamu sedang wari (kurnia) itulah hajat kebutuhanmu dari Allah.

maka di manakah letak bandingan antara perintah Allah kepadamu dengan pengharapanmu dari Allah.Wirid ialah segala macam bentuk ibadah lahir batin baik yg wajib maupun yg sunnah. sedang warid pemberian-pemberian Tuhan dalam hati hamba yg berupa keterangan nur cahaya dan kesenangan berbuat ibadah taufiq dan hidayatNya.maka sebaiknya seorang hamba menjalankan kewajibannya dari pada melonjak-lonjak kepada apa yg menjadi hak Allah semata-mata.Terutam wirid itu hanya berlaku masih hidup di dunia ini saja, sedang waarid akan berpanjut sampai akherat.Rasullahsaw.telah bersabda: Amal yg sangat disukai oleh Allah ialah yg dawam (terus-menerus) meskipun sedikit.Al-Hasan Al-Basry berkata: Siapa yg sama hari kininya dengan hari kemarinnya maka ia rugi dan siapa yg harinya itu lebih buruk dari kemarinnya maka ia mahrum (tidak dapat rahmat) dan siapa yg tidak bertambah berarti berkurang dan siapa yg makin berkurang amalnya maka mati lebih baik baginya. ketika Al-junaid ditegor orang karena memegang tasbih ditangannya: Tuan dalam kedudukan yg demikian itu masih saja menggunakan tasbih.jawab Al-junaid: Alat yg telah menyampaikan kami maka tidak akan sata tinggalkan. Al-junaid berkata:Orang aarif menerima semua amal (wiri) itu sebagai tugas dari Allah karena itu mereka akan kembali menghadap kepada Allah dengan kebiasaan wirid (ibadah) yg ditugaskan oleh Allah itu.Dan andaikata seribu tahun tidak akan mengurangi sedikitpun dari amal wiridku kecuali jika ia terhalang untuk melakukannya.

قال المصنف رحمه الله تعالی:ورودالإمدادبحسب الإستعدادوشروق الأنوارعلی حسب صفاءالأسرار. ١٢٣

Datangnya kurnia bantuan Allah itu menurut persiapan dan terbitnya nur cahaya ilahi menurut bersihnya (jernihnya) hati. 123

Karena itu ada tuntunan:Bersihkan hatimu dari segala sesuatu selain Allah niscaya kami (Allah) akan mengisi (memenuhi)nya dengan pengertian-pengertian ma'rifat dan rahasia-rahasia keyakinan. karena itu tiap-tiap waarid (pemberian kurnia) itu tergantung kepada wirid.Apabila wiri itu timbul dari hati yg sucu bersih maka datangnya waarid demikian terang bersihnya,demikian pula bila wirid itu tetap terus maka waaridnya pun demikian tidak berhenti. Allah tidak jemu memberi sehingga kamu jemu beramal."Bersambung"

والله اعلم بالصواب بارك الله بعلومه امين الفاتحة

Untuk lebih jelasnya silahkan klik link berikut :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar